Sabtu, 07 Mei 2016

CERPEN : KEHILANGAN (2012)



KEHILANGAN


Ivan terisak diatas pusara ibunya. Ingin rasanya ia berteriak minta ampun. Seandainya ayah dan ibunya masih hidup ivan pasti rela untuk dihukum.
"maafin ivan ma . . Ampuni ivan . . Ivan ngga bisa jaga alun, ivan gagal ma . . Gagal . . "rintih ivan diantara pusara ibu dan ayahnya . Disebelah kiri kuburan ibunya , sebuah gundukan tanah yg masih basah oleh air bunga. Disana terbaring alun, adik satu2nya amanah orang tuanya.
"udahlah van, kita pulang yuk. . Biarin mereka tenang dialam sana . . "ujar sandra
ivan menurut meskipun sebenarnya ivan masih ingin berada ditempat itu mengingat kini ia sebatang kara. Gak ada lagi yg ngingetin dia untuk bangun pagi. Pulang ngga terlalu malem. Slalu jaga kesehatan dan mengurangi rokok. Itu yg slalu alun ingatkan padanya selama ia menjaga alun. Setiap hari ia harus bangun pagi2 untuk nganterin alun sekolah. Dan dia ngga pernah ambil jam lembur demi memenin alun dirumah.

4tahun lalu , keadaan tidak begitu rumit meski kacau . Ivan masih bisa pulang malem, kadang malah ngga pulang sama sekali. Beberapa kali ivan pulang dengan luka memar abis berantem. Kadang2 ivan juga ikut2an minum alkohol, walau pun sedikit. Efeknya ivan hampir tak pernah ada dirumah. Beberapa kali mamanya ngingetin untuk berhenti dari kebiasaan buruknya itu. Ivan cuma bilang iya dan ngga ada yg berubah.
Sampai pada suatu sore , sebuah telpon memaksa ivan pulang lebih awal dari tempat kerja nya.
Sebuah kecelakaan telah merenggut nyawa kedua orang tuanya. Menyisakan alun yg terisak dan sempat pingsan sesaat setelah kejadian.
Ivan menjerit sambil memeluk alun yg masih terisak. Dia merasa sangat hancur. Dia merasa tak berguna. Orang tuanya pergi begitu saja tanpa meninggalkan suatu firasat .
"kita yatim piatu bang ? "kata alun yg saat itu masih kelas 3 SMP disela isak tangisnya .
Ivan menyeka air matanya. Ia mulai berdoa untuk kedua orang tuanya sebaik yg ia bisa. Orang tuanya slalu mengajarkan dia untuk tetap mengandalkan doa dalam keadaan apa pun. Karna doa itu bukti bahwa kita butuh tuhan. Dan tuhan akan selalu menolong hambanya.

Ivan memeluk alun. Ia baru sadar alun adalah satu2nya amanah dari orang tuanya. Beruntung kecelakaan itu hanya melukai pelipis kiri dan tangan alun. Seandainya alun juga ikut meninggal dalam kejadian itu. Mungkin ivan sudah bunuh diri. Dalam hatinya ivan berjanji menjaga alun demi kedua orang tuanya. Alun adalah satu2nya hal yg ditinggalkan . Satu2nya orang yg memiliki hubungan darah dengan ivan. Karna dikota ini ivan tak punya siapa2 lagi. Kecuali alun.
Apa pun ivan lakukan untuk alun. Mengantarkan alun sekolah, menabung untuk membiayainya sekolah dan hidup mereka. Beruntung pemerintah setempat memberikan sekolah gratis untuk sekolah negeri. Jadi ivan hanya menyiapkan tabungan untuk kebutuhan seperti buku, seragam dan kebutuhan lainnya.
"abang jangan pulang malem2 ya . . ! Inget lo . . Abis magrib harus pulang . . !"ujar alun dengan manjanya (turun dari motor ivan pas ivan menjemputnya pulang sekolah,.)
"siap boz !"jawab ivan

setiap waktu ivan selalu memantau keadaan alun. Sekalipun ia masih ditempat kerja. Setiap jam pulang sekolah ,boleh ngga boleh ivan izin keluar untuk menjemput alun dan memastikan adiknya baik2 saja. Ia tak mau lengah . Ia tak mau kehilangan orang yg ia sayangi untuk kedua kalinya.

Ivan baru merasa apa itu haru saat alun dinyatakan lulus SMA dg nilai cemerlang. Inilah hal yg sangat membuat ivan terharu. Seandainya saja kedua orang tuanya bisa merasakan kebahagiaan itu.

27 april , ulang tahun alun yg ke 19. Tak terasa 4 tahun lebih ivan menjaga alun. Kini alun telah menjadi gadis remaja . Menandakan usia ivan pun semakin bertambah . Ivan yg lupa untuk memiliki kekasih baru menyadari ketika alun mengingatkannya untuk segera menikah.
Di 27 april ini ivan ingin memberikan sesuatu yg berbeda pada alun. Dan ini sudah direncanakan. Sengaja ivan menyisihkan uang makan siangnya untuk membeli kado ulang tahun untuk alun. Maklum, semenjak orang tua mereka meninggal . Alun tak pernah dapat yg spesial diulang tahunnya. Ivan sengaja libur untuk merayakan nya. Walau pun cuma berdua.
"alun tunggu disini , abang punya sesuatu buat alun . . . " ujar ivan sambil mengikatkan dasi menutup mata alun
"ehm. . Ada kejutan niyee . . "ujar alun.
"ssstt . . Bentar ya . . " ujar ivan , kemudian meninggalkan adiknya (masuk kedalam rumah)duduk sendirian dg mata tertutup di bawah pohon dekat jalan yg berbatas pagar.
Agak lama ivan didalam karna ia harus menyalakan lilin di kue tar. Sampai terdengar pekikan keras serta bunyi tabrakan benda.
"alun . . ,"pekik ivan dan segera menghambur keluar rumah.
Sebuah truck menabrak pohon tempat ivan meninggalkan alun. Alun terkapar dengan kepala penuh darah terhantam pagar besi , masih dengan mata tertutup.
Alun dilarikan kerumah sakit. Entah bagaimana lagi ivan menggambarkan perasaannya saat itu. Yg ada diotak nya adalah memastikan alun baik2 saja.
"tolong selamatkan adik saya dokter . . Dia lah satu2nya harapan saya . . Dia separuh hidup saya . . !"ivan berlutut memohon pada dokter yg menangani alun dan akan mengabarkan bahwa alun tak bisa tertolong.

Seperti tersengat listrik berjuta2 volt. Tubuh ivan melemah dan penglihatannya mulai gelap. Separuh jiwanya melayang saat dokter terpaksa mengabarkan hal yg tak ivan inginkan itu.
Menangis, menjerit, meronta dan memohon2 pun tak akan membuat alun hidup kembali. Ivan hanya bisa pasrah membiarkan air matanya mengalir. Dia sudah menjadi lelaki yg cengeng. Bukan lagi ivan yg dulu.
"sabar ya van . . Mudah2an dibalik semua ini ada hikmahnya buat kamu . . "hibur sandra pada ivan.

#2tahun berlalu
Kini ivan berusaha memulai hidupnya lagi . Meski bayang2 alun selalu saja memaksanya untuk menangis. Tapi ia harus bangkit . Ia harus tetap hidup untuk mewariskan darah orang tuanya. Entah bersama siapa nanti ivan akan melanjutkan hidup. Yg pasti ivan tetap berusaha bangkit , meski kadang berjuta2 kata andai memenuhi otaknya.
*Tidak mudah untuk segera bangkit dari keterpurukan tapi semangat pasti akan menjawab segalanya dan menjadikan itu bukan suatu kesulitan(Dwie Pangestuti)*.

# the end #


cerpen by :Dwie Pangestuti

Cerita ini hanya fiktif belaka. Nama tokoh , tempat dan kejadian hanyalah imajinasi penulis.
Kritik dan saran dibutuhkan. Terima kasih.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar